Rabu, 28 Januari 2009

MENUJU HIDUP BAHAGIA

Saat ini banyak sekali orang merasa tidak bahagia dalam hidupnya. Mereka merasakan kehampaan (emptiness), kesendirian (loneliness) dan kesedihan (sadness). Situasi ini banyak dialami oleh sebagian besar masyarakat kita akibat masalah ekonomi, keluarga, kesehatan dan masih banyak lagi masalah yang ada. Bahkan situasi ini dialami juga oleh oleh banyak top eksekutif atau orang yang terlihat ‘sukses’. Setelah ‘sukses’ diraih, mereka justru merasa tertekan.

Kebahagiaan, kesuksesan, kemakmuran dan kesehatan pada dasarnya milik semua manusia karena merupakan bagian fitrah kita sebagai khalifah dimuka bumi. Fitrah merupakan bawaan alami sejak lahir yang sudah melekat pada diri kita tanpa perlu diperoleh melalui usaha. Fitrah adalah eksistensi yang ada dalam kalbu dan nurani kita untuk mendapatkan hakikat kebenaran. Karena merupakan fitrah, kebahagiaan, kesuksesan dan kemakmuran tidak perlu dicari kemana-mana, karena sudah siap dan selalu siap untuk kita nikmati. Masalahnya adalah selama ini kita secara tidak sadar telah melenceng dari fitra kita akibat pengaruh lingkungan sekitar kita. Orang yang mengenal fitrahnya hidupnya akan selalu diliputi oleh kebahagiaan karena hatinya selalu memancarkan rasa syukur. Untuk itu marilah kita kembali pada fitrah kita yang selalu berbahagia dan fokus pada sesuatu yang kita tuju, yang selalu berprasangka baik dan ikhlas serta selalu bersyukur pada apa yang kita dapat.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang dibekali dengan kekuatan yang tak terbatas dan diberi fitrah yang sempurna. Manusia dilahirkan dengan perasaan bisa melakukan segalanya sebelum akhirnya menjadi melenceng dari kesempurnaannya akibat pesan-pesan dari lingkungan sekitarnya. Ingin dibuat seperti apa kehidupan kita tergantung kita sendiri, kita mampu dan memiliki kekuatan yang tak terhingga yang merupakan anugerahNYA untuk meraih kehidupan sesuai dengan yang kita inginkan. Tuhan berfirman : “TUHAN tidak akan merubah nasib suatu kaum (kita) jika kaum tersebut (kita) tidak berusaha untuk merubahnya”. Karena memang “ TUHAN terserah sangkaan hambaNYA. Artinya semua tergantung manusianya sendiri karena memang sudah dibekali kekuatanNYA. Perasaaan bahwa kita sanggup menentukan kehidupan kita sendiri sebenarnya kuat terasa didalam hati kita. Buktinya pada saat kita diremehkan oleh orang lain, kita akan merasa tidak senang.

Sesungguhnya semua Manusia dilahirkan dengan kondisi yang sangat hebat, diberi fitrah yang murni dan Ilahi, tetapi kita sendiri yang sering melenceng dari fitrah kita sehingga kesempurnaan kita semakin berkurang. Ini akibat pengalaman hidup dan prasangka yang tidak tepat, sehingga hidup pun diliputi oleh kesulitan. Ingat TUHAN tergantung prasangka hambaNYA. Oleh karena prasangka dan pikiran negatif yang tanpa disadari masuk kedalam hati, manusia berangsur-angsur tidak yakin atau percaya dengan sifat kesempurnaannya yang berupa kelebihan, kekuatan dan potensi dirinya. Karena hati dan perasaannya selalu meyakini akan kekurangannya, akhirnya manusia menjadi lebih yakin dengan sifat ketidaksempurnaan seperti kelemahan, kekurangan dan ketidakmampuan. Maka hal inilah yang akan mewujud dalam kehidupannya.

Untuk dapat menggunakan semua kesempurnaan kita dalam rangka meraih apapun yang kita inginkan, langkah yang mutlak harus dilakukan adalah mengenali kembali fitrah kita. Untuk mengenali fitrah kita diperlukan kesadaran (taqwa) dan kesadaran hanya bisa datang dari hati.

Dalam rangka mengantarkan setiap manusia kembali kepada fitrah kesempurnaannya maka “KIH” hadir dan berusaha mengajak setiap manusia untuk mengetahui, memahami, mengerti, dan menjiwai proses perubahan dan pertumbuhan (transformasi) dirinya. Metode yang dipergunakan oleh “KIH” untuk mengantarkan setiap manusia menuju kemuliaan (kebahagiaan, kesuksesan, kesehatan dan kemakmuran) sangatlah sederhana.
Yaitu dengan membuka dan mengaktifkan seluruh pusat energi (Energi cakra) dalam diri manusia. Energi cakra merupakan energi yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang merupakan Kekuatan batin bawah sadar. Energi cakra tidak berkaitan dengan keberadaan suku, agama, status sosial, jenis kelamin dll. Setiap manusia dibekali Energi Cakra didalam dirinya. Tinggal mau tidaknya dan bisa tidaknya kita memanfaatkan karunia Allah SWT tersebut.
Metode dari “KIH” sangat rasional dan bisa dijelaskan secara ilmiah mengenai hukum alam (sunnatullah) yang mengarah pada pendekatan fisika quantum. Jika metode dari “KIH” yang cukup mudah ini diterapkan dengan benar, akan mempercepat peningkatan kesadaran dan membuat proses pengembangan diri serta perjalanan spiritual menjadi lebih mudah dan rasional. Kita akan memiliki rasa percaya diri yang teguh, memiliki aura yang kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi orang lain bahkan mudah untuk mempengaruhi orang lain. Kita juga memiliki daya kehendak yang kuat, energi Biolistrik (listrik tubuh) yang berlipat ganda dan tidak mudah terserang penyakit. Namun pada dasarnya setelah Cakra anda diaktifkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan sekehendak hati kita tanpa batas jarak, ruang dan waktu selama kita memiliki keyakinan kepada Allah SWT akan keberhasilan usaha kita. Tanpa keyakinan, tidak ada satu ilmu pun didunia ini yang bisa membawa manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar